Whorkshop Kurikulum 2013

    Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru menjadi salah satu komponen penting dalam dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan guru merupakan titik sentral didalam tenaga kependidikan yang berhubungan langsung dengan peserta didik sehingga dijadikan sebagai tauladan bagi peserta didik. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didik melalui proses pembelajaran. Oleh karena itu, untuk melaksanakan tugas sebagai guru, tidak sembarang orang dapat menjalankannya. Sebagai seorang guru yang baik harus memenuhi berbagai persyaratan. Menurut Undang-Undang RI No 14 Tahun 2005 terdapat lima syarat menjadi seorang guru, yaitu :

1.    Memiliki Kualifikasi Akademik

    Artinya ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki oleh seorang guru sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan. Ijaah yang harus dimiliki guru adalah ijazah jenjang Sarjana S1 atau Diploma IV sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan atau mata pelajaran yang diampunya sesuai dengan standar nasional pendidikan.

2.    Memiliki Kompetensi

Artinya memiliki seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi guru tersebut meliputi, kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial.

3.    Memiliki Sertifikat Pendidik

Artinya harus memiliki sertifikat pendidik yang ditandatangani oleh perguruan tinggi sebagi bukti formal telah memenuhi standar profesi guru melalui proses sertifikasi.

4.    Sehat Jasmani dan Rohani

Artinya harus memiliki kondisi kesehatan fisik dan mental yang memungkinkan guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

5.    Memiliki Kemampuan untuk Mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional 

    Artinya harus ikut serta dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dengan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis serta bertanggungjawab.

        Sehubungan dengan syarat diatas khususnya syarat ke dua yakni memiliki kompetensi, maka SDN Begalon I dan II bekerjasama untuk mengadakan whorkshop kurikulum 2013 yang bertempat di SDN Begalon I No. 240, narasumber Whorkshop adalah Dra. Ismiyatun, S.Pd., M.Pd yang merupakan Pengawas Gugus 3 Korwil I Laweyan. Peserta whorkshop adalah Kepala Sekolah dan para guru SDN Begalon I dan II. Acara dimulai pukul 10.00 WIB dan ditutup dengan ramah tamah pukul 13.00 WIB.


            Tujuan diadakannya whorkshop ini adalah agar para guru semakin memahami makna, tujuan dan roh dari Kurikulum 2013 ini. Hal ini bukan berarti selama ini para guru tidak paham akan Kurikulum 2013 tetapi ibarat sebuah HP agar bisa terus digunakan perlu dicas agar baterai tidak habis. Begitu halnya dengan para guru. Dimana melalui ibu Dra. Ismiyatun, S.Pd., M.Pd para guru disegarkan kembali agar secara terus menerus semangat dalam menerapkan kurikulum 2013 dalam proses KBM.



            Ibu pengawas mengatakan bahwa semua pihak (para guru SDN Begalon I dan II) harus mulai dengan memahami pembelajaran kurikulum 2013. Tanpa pemahaman yang baik, guru tidak akan dapat melaksanakan pembelajaran kurikulum 2013 yang sesuai harapan Pembelajaran Kurikulum 2013 berorientasi kepada usaha-usaha penyiapan lahirnya Generasi emas Indonesia 2045 yang didambakan.





           Begitu banyak informasi dan penguatan yang kami dapatkan dari Ibu Pengawas. Beliau berpesan jalankan kurikulum 2013 dengan baik dalam pembelajaran maupun dalam pengolahan karakter peserta didik. Anak-anak adalah pribadi yang mudah dibentuk. Kita para guru harus membentuk karakter anak anak agar menjadi pribadi yang baik. Kalau kita salah membentuk karakter anak hasilnya akan berdampak buruk pada anak. Jika kita benar membentuk karakter anak, insya Allah bukan kita dan orang tua yang merasakan dampaknya tetapi anak itu sendiri.



Terima kasih ibu Dra. Ismiyatun, S.Pd.,M.Pd
Begalon I dan II



Posting Komentar

0 Komentar